Bismillah.. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Perkenalkan kami dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi
Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar. Kami berempat adalah mahasiswa
semester 7 yang tengah menjalankan Praktek Industri (PI) di UPTD Balai Benih
Ikan Air Tawar Bontomanai, Kabupaten Gowa. Praktek Industri itu sendiri
merupakan salah satu mata kuliah wajib non tatap muka yang harus diprogram
setiap mahasiswa di FT UNM, tak terkecuali di prodi kami. PI ini kami mulai
laksanakan 2 pekan setelah hari raya idul fitri 1439 H pada bulan Juli.
Awal kisah kami mulai ketika
pertama kalinya masuk di area Balai, sebuah tempat yang masih begitu asing bagi
kami. Tak seorang pun yang kami kenal di tempat itu. Namun bagaimanapun karena
kami yang datang sebagai tamu untuk meminta bantuan dengan harapan agar diberi
segudang ilmu dari tempat tersebut, maka kami pun harus segera beradaptasi
dengan lingkungan yang ada.
Kehadiran kami di Balai, disambut
dengan suara ribut bersenda gurau dari dalam kantor. Kami melihat beberapa
orang di dalam kantor yang saling bersenda gurau dengan suara yang cukup
lantang. Tak lama berselang datanglah kepala Balai, sontak suara bising dari
dalam kantor pun tiba-tiba hening. Kami pun dihampiri oleh sang kepala Balai
dan berkata, “Darimana ini?. “Ee.. kami dari UNM pak, yang mau Praktek disini”,jawab
kami. “Ooh.. yang masukin surat kemarin? Silakan masuk”,tanya kepala Balai. “Iye
pak”, jawab kami.
Kami pun masuk ke dalam kantor
bersama dengan kepala Balai dan berbincang selama kurang lebih satu jam dan sampai diceritakan bahwa orang-orang yang ribut di kantor adala merupakan mahasiswa dari Makassar yang juga sedang praktek di Balai dan Pembimbing lapangan. Hingga
diakhir perbincangan kami diajak untuk melihat-lihat keadaan Balai. Hari
pertama kami masuk ternyata disambut dengan sebuah pekerjaan yang tidak kami
tau sebelumnya, ternyata pada hari itu tepat dilakukan penyaluran benih ikan
nila. Alhasil, kami yang baru masuk dan tak tau apa-apa bahkan tak dapat
penjelasan dari kepala Balai harus ikut turun tangan membantu proses penyaluran
benih. Mulai dari mengangkat benih dan mengangkut benih ke mobil.
Hari pertama sudah disambut
dengan kelelahan waktu itu. Tiba waktu dzuhur, kami pun bergegas mendatangi
masjid untuk melaksanakan shalat dzuhur. Seusai shalat kami melanjutkan
kegiatan di sebuah tempat yang dapat
mengembalikan energi yang telah hilang. Setelah itu kami pun kembali ke
Balai. Di Balai tersebut ternyata disediakan tempat tinggal untuk setiap
siswa/mahasiswa yang praktek disana. Kami pun memilih tinggal disana (Mess)
selama menjalani praktek di BBI.
Singkat cerita, hari demi hari
kami lewati praktek industri di UPTD BBIAT Bontomanai. Kegiatan-kegiatan
andalan yang kami kerjakan selama praktek adalah Panen benih dan Packing benih.
Panas matahari tak lagi dihiraukan, karena seperti inilah proses yang harus
kami jalani selama praktek disana. Oh
yah kami lupa memperkenalkan pembimbing lapangan kami selama menjalani praktek
yaitu Kak Wahyu, Kak Erwin dan Dg. Dattu. Mereka ini adalah orang-orang yang
terdaftar dalam struktur organisasi UPTD BBIAT Bontomanai di bagian Teknis
Lapangan dan Keamanan, merekalah yang mendampingi kami selama menjalani praktek
industri ini.
Beberapa pekan kemudian, tibalah
siswa SMK yang juga akan melaksanakan praktek kerja lapangan di Balai tersebut.
Dimulai dari SMKN 9 Makassar, SMKN 3 jeneponto dan SMKN 2 Bantaeng.
Masing-masing tiba dengan selisih waktu beberapa hari.
Hari demi hari pun terlewati,
siswa SMK ini juga sudah mulai melaksanakan praktek dan menjalani berbagai
rutinitas di Balai. Hingga mereka pun yang awalnya tidak saling kenal akhirnya
bisa saling kenal satu sama lain. Kami yang seyogyanya paling tua yang melaksanakan
praktek diantara mereka pun merasa punya tanggungjawab atas mereka. Sebab
mereka adalah adik-adik kami yang harus kami jaga tatkala pembimbing lapangan
tengah sibuk dengan segudang aktivitasnya. Sesekali kami ikut mengarahkan
mereka terkait tugas-tugasnya, ngajakin sholat (meskipun kadang tidak
didengarkan). Meski bagaimanapun kami juga tak bisa memaksa karena kami bukan
siapa-siapanya mereka dan mereka juga berhak untuk mengatur hidupnya.
Singkat cerita, kami yang sudah
lebih dulu menjalani praktek akan lebih awal pula keluar dari Balai atau bahasa
kerennya penarikan. Persaudaraan yang baru begitu saja terbangun harus terhenti
karena masing-masing akan dipisahkan oleh jarak. Namun meski begitu komunikasi
akan tetap kami bangun.
Akhir cerita, intinya dalam
menjalani praktek industri ini kami mendapatkan begitu banyak ilmu dan
pengalaman. Bukan hanya itu, juga banyak kawa baru yang kita temui meskipun
dari segi usia cukup jauh. Tapi inilah salah
satu bagian dari proses yang harus kami lalui untuk melangkah ke jenjang
selanjutnya demi meraih sebuah kesuksesan.
Makassar, 25 Agustus 2018