Sabtu, 25 Agustus 2018

The Story of Praktek Industri : BBIAT Bontomanai SQUAD




Bismillah.. Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarakatuh
Perkenalkan kami dari mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknologi Pertanian, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar. Kami berempat adalah mahasiswa semester 7 yang tengah menjalankan Praktek Industri (PI) di UPTD Balai Benih Ikan Air Tawar Bontomanai, Kabupaten Gowa. Praktek Industri itu sendiri merupakan salah satu mata kuliah wajib non tatap muka yang harus diprogram setiap mahasiswa di FT UNM, tak terkecuali di prodi kami. PI ini kami mulai laksanakan 2 pekan setelah hari raya idul fitri 1439 H pada bulan Juli.

Awal kisah kami mulai ketika pertama kalinya masuk di area Balai, sebuah tempat yang masih begitu asing bagi kami. Tak seorang pun yang kami kenal di tempat itu. Namun bagaimanapun karena kami yang datang sebagai tamu untuk meminta bantuan dengan harapan agar diberi segudang ilmu dari tempat tersebut, maka kami pun harus segera beradaptasi dengan lingkungan yang ada.
Kehadiran kami di Balai, disambut dengan suara ribut bersenda gurau dari dalam kantor. Kami melihat beberapa orang di dalam kantor yang saling bersenda gurau dengan suara yang cukup lantang. Tak lama berselang datanglah kepala Balai, sontak suara bising dari dalam kantor pun tiba-tiba hening. Kami pun dihampiri oleh sang kepala Balai dan berkata, “Darimana ini?. “Ee.. kami dari UNM pak, yang mau Praktek disini”,jawab kami. “Ooh.. yang masukin surat kemarin? Silakan masuk”,tanya kepala Balai. “Iye pak”, jawab kami.

Kami pun masuk ke dalam kantor bersama dengan kepala Balai dan berbincang selama kurang lebih satu jam dan sampai diceritakan bahwa orang-orang yang ribut di kantor adala merupakan mahasiswa dari Makassar yang juga sedang praktek di Balai dan Pembimbing lapangan. Hingga diakhir perbincangan kami diajak untuk melihat-lihat keadaan Balai. Hari pertama kami masuk ternyata disambut dengan sebuah pekerjaan yang tidak kami tau sebelumnya, ternyata pada hari itu tepat dilakukan penyaluran benih ikan nila. Alhasil, kami yang baru masuk dan tak tau apa-apa bahkan tak dapat penjelasan dari kepala Balai harus ikut turun tangan membantu proses penyaluran benih. Mulai dari mengangkat benih dan mengangkut benih ke mobil.

Hari pertama sudah disambut dengan kelelahan waktu itu. Tiba waktu dzuhur, kami pun bergegas mendatangi masjid untuk melaksanakan shalat dzuhur. Seusai shalat kami melanjutkan kegiatan di sebuah tempat yang dapat  mengembalikan energi yang telah hilang. Setelah itu kami pun kembali ke Balai. Di Balai tersebut ternyata disediakan tempat tinggal untuk setiap siswa/mahasiswa yang praktek disana. Kami pun memilih tinggal disana (Mess) selama menjalani praktek di BBI.

Singkat cerita, hari demi hari kami lewati praktek industri di UPTD BBIAT Bontomanai. Kegiatan-kegiatan andalan yang kami kerjakan selama praktek adalah Panen benih dan Packing benih. Panas matahari tak lagi dihiraukan, karena seperti inilah proses yang harus kami jalani selama  praktek disana. Oh yah kami lupa memperkenalkan pembimbing lapangan kami selama menjalani praktek yaitu Kak Wahyu, Kak Erwin dan Dg. Dattu. Mereka ini adalah orang-orang yang terdaftar dalam struktur organisasi UPTD BBIAT Bontomanai di bagian Teknis Lapangan dan Keamanan, merekalah yang mendampingi kami selama menjalani praktek industri ini.

Beberapa pekan kemudian, tibalah siswa SMK yang juga akan melaksanakan praktek kerja lapangan di Balai tersebut. Dimulai dari SMKN 9 Makassar, SMKN 3 jeneponto dan SMKN 2 Bantaeng. Masing-masing tiba dengan selisih waktu beberapa hari.

Hari demi hari pun terlewati, siswa SMK ini juga sudah mulai melaksanakan praktek dan menjalani berbagai rutinitas di Balai. Hingga mereka pun yang awalnya tidak saling kenal akhirnya bisa saling kenal satu sama lain. Kami yang seyogyanya paling tua yang melaksanakan praktek diantara mereka pun merasa punya tanggungjawab atas mereka. Sebab mereka adalah adik-adik kami yang harus kami jaga tatkala pembimbing lapangan tengah sibuk dengan segudang aktivitasnya. Sesekali kami ikut mengarahkan mereka terkait tugas-tugasnya, ngajakin sholat (meskipun kadang tidak didengarkan). Meski bagaimanapun kami juga tak bisa memaksa karena kami bukan siapa-siapanya mereka dan mereka juga berhak untuk mengatur hidupnya.

Singkat cerita, kami yang sudah lebih dulu menjalani praktek akan lebih awal pula keluar dari Balai atau bahasa kerennya penarikan. Persaudaraan yang baru begitu saja terbangun harus terhenti karena masing-masing akan dipisahkan oleh jarak. Namun meski begitu komunikasi akan tetap kami bangun.

Akhir cerita, intinya dalam menjalani praktek industri ini kami mendapatkan begitu banyak ilmu dan pengalaman. Bukan hanya itu, juga banyak kawa baru yang kita temui meskipun dari segi usia  cukup jauh. Tapi inilah salah satu bagian dari proses yang harus kami lalui untuk melangkah ke jenjang selanjutnya demi meraih sebuah kesuksesan.

Makassar, 25 Agustus 2018

BPS Kembali Laksanakan SAINS Semester Genap

Hari ini (10/03/2019) Badan Pelaksana SAINS (BPS) kembali melaksanakan Pembukaan Studi Al-Qur'an Intensif di Masjid Ulil Al...